Pages

Friday, March 2, 2012

Menjaga pendidikan anak

MENJAGA PENDIDIKAN ANAK- ANAK

Ahli - ahli pendidikan telah sepakat, bahwa pengajaran dan pendidikan adalah dua jalan yang menjadi satu, wasilah ( jalan) yang paling utama bagi kemajuan bangsa, mencapai kedudukan yang paling mulia di dalam dunia. lantaran pengajaran dan pendidikan, tercapailah cita- cita yang tinggi. Sebab tiap- tiap bangsa mestilah mempunyai cita- cita yang tinggi.

Di dalam agama islam sudah ada aturan mendidik anak-anak di dalam agama, usia 7 tahun anak itu sudah mulai disuruh shalat daan kalau usianya sudah mencapai 10 tahun belum juga shalat, masih malas –malas mengerjakannya maka boleh untuk di pukul sebagai peringatan.

Kepandaian orang tua dalam mendidik anak adalah menjadi penolong guru. Dan sebaliknya, jika hanya dilepas “unggaskan” saja oleh ayah bundanya, diserahkan saja kepada guru,tidak peduli dan bersikap masa bodoh, maka janganlah berharap banyak mereka akan berhasil.

Berkata hukama:

“hendaklah adab sopan anak - anak itu dibentuk sejak dari kecilnya, karean ketika masih kecilnya masih mudah membentuk dan mngasuhnya. belum dirusak oleh adat kebiasaan yang sukar meninggalkan. Tiap - tiap manusia, apabila telah terbiasa mengerjakan dan mentabiaatkan suatu pekerti sejak kacilnya - yang baik atau yang buruk sukarlah membelokannya kepada yang lain, apabila dia telah besar. padahal masa jadi anak – anak itu hanya sebatar.”

Berkata al hakim Al-mustashimi tentang cara mndidik anak- anak:

“jangan biarkan dia banyak tidur. Ajar dia lekas bangun. Karena banyak tidur menyebabkan dia pemalas, lamban , berat tegak, layu otaknya dan mati hatinya, sekehendaknya jangan dibiasakan dia tidur di kasur tebal, biar di tikar tipis, supaya dia biasa ringan, jangan penyenang, jaga supaya dia jangan pendusta, hendaklah dia berkata benar, walaupun atas suatu kesalahan yang telah diperbuatnya, supaya dia terbiasa sejak kecilnya menanggung jawab kesalahannya. ajar dia pendiam dan berkata hanya di tempatnya. larang dia mengatakan perkataan yang keji dan kotor. Ajar dia mengatakan yang manis- manis dan yang lemah lembut dan teratur keluarnya, serta berkhidmat kapada gurunya dan orang yang lebih tua usianya, ajar membiasakan taat kapada kedua orang tuanya, hormat dan cinta. ajar dia menahan hatinya apabila bertemu dengan yang enak dan lezat, jangan lahap”

Berkata seorang pendidik :

“ heran saya memikirkan guru- guru yang terlalu bangga dan banyak memompakan ceritera-ceritera perang kepada muridnya, hikayat orang orang berani dan cara pembalasan dendam. Padahal tidak diajarkannya pokok- pokok cinta kasih kepada sesama manusia dan hasil yang diperdapat lantaran cinta kasih itu . padahal tidak seorang juga yang saggup hidup di dunia seorang diri”

Seorang budiman berkata :

“meskipun kaya rayanya atau tinggi pangkatnya, hendaklah seorang ayah mendidik anak – ananya percaya kepada dirinya sendiri, merdeka fahamnya, sehingga jika dia hendak tegak, janganlah lagi memberatkan orang tuanya. Karena hidup itu tidaklah akan berdiri kalau tidak dengan gerak, usaha, kerja dan takdir, dan baik kelakuan. Supaya tercapailah ilmu, rezeki, kesenangan fikiran dan kemuliaan. Karena zaman yang akan datang adalah tujuan hidup. Kalau tumbuh pendirian demikian di dalam jiwa dengan suburnya, maka anak – anak itu akan berani hidup. Sebab berani hidup lebih mulia dari pada berani mati. Jangan sampai anak itu menyerah pada orang lain, pantang menumpang – numpang. Tidak dia mengenal malas dan lembek, mukanya senantiasa jernih, walaupun payah dan letih, dan hendaklah ayahnya meyuruh anaknya mempelajari banyak bahasa, karena seorang `arif berkata:

“Satu macam lidah mengetahui bahasa, satu kemanusiaan bertambah. orang yang tahu dua bahasa samalah artinya dengan mempunyai dua diri. Apalgi zaman sekarang, dunia telah kecil karena cepatnya perhubungan dan sudah banyak pergaulan diantara bangsa – bangsa”

Wallahu a`lam bisshawab

No comments:

Post a Comment