Pages

Friday, March 2, 2012

Anak Usia Dini dan Pendidikan Berbasis Keluarga

Anak merupakan titipan (amanah) dari Allah SWT,dan setiap anak yang lahir ke muka bumi dalam keadaan suci (fitrah)sebagaimana sabda Nab SAW,”Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa ftrah (percaya kepada Allah SWT).Kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut Yahdi,Nasrani atau Majusi.Hadist ini menyatakan bahwa orang tua merupakan pemeran utama dalam mendidik anak-anaknya.
Ketika anak baru lahir,seorang ayah disunahkan untuk menyuarakan adzan ditelinga kanannya dan iqomat ditelinga kirinya.Ini berarti membuka kehidupan anak dengan kalimat tauhid.Kemudian mengajarkan Al Qur’an sesuai dengan perkembangan usianya.Diawali dengan hanya disenandungkan,diajak melafazkan setelah bisa bicara  dan mulai diajak mengingat/menghafalkanya.
Anggapan bahwa pendidikan dimulai setelah usia sekolah dasar (7 tahun)ternyata tidak benar.Bahkan pendidikan yang dimulai pada usia Taman Kanak-kanak (4-6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat. Menurut hasil penelitian di bidang Neurologi (Obsorn,White dan Bloom) pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk,artinya kalau pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal maka potensi otak anak tidak akan berkembang secara optimal.Secara keseluruhan sampai usia 8 tahun 80%  kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk,artinya kapasitas kecerdasan anak hanya bertambah 30 % setelah usia 4 tahun hingga mencapai usia 8 tahun.Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak tersebut akan mencapai 100% setelah berusia sekitar 18 tahun.
Pendidikan yang salah pada masa dini akan berdampak negatif terhadap perkembangan anak di masa depan.Riset di bidang Neurologi juga membuktikan bahwa kecerdasan seorang anak bergantung kepada jumlah sel dalam otak dan jumlah simpul syaraf otak .Stimulasi sejak dini akan sangat berpengaruh terhadap prosese penguatan sel dan simpul syaraf otak tersebut.
Pendidikan berbasis keluarga  merupakan jalan pertama yang harus ditempuh sebuah keluarga dalam mengembangkan potensi kecerdasaaan anak,karena keluarga merupakan hal pertama yang dikenal seorang anak.Betapa banyak waktu yang bisa digunakan untuk mendidik anak dirumah mulai dari pendidikan agama,sosial hingga teknologi yang tentunya dapat dengan mudah kita menyaringnya mana yang baik dan mana yang buruk.
Pendidikan berbasis keluarga dilaksanakan dengan susana penuh perhatian dan kasih sayang.Anak harus diberikan kesempatan untuk belajar secara optimal ,kapan saja dan dimana saja dengan memberikan kesempatan anak untuk mendengar,melihat dan menyentuh benda yang ada disekelilingnya. Konsep bermain sambil belajar merupakan salah satu jalan untuk mengembangkan potensi anak.Bermain merupakan dunia anak,dimana pun dalam kondisi apapun anak akan berusaha mencari sesuatu untuk dimainkan.Ketika bermain anak merasakan kebebasan dan spontanitas sehingga ia dapat terbuka,imajinatf,kreatif dan ekpresif.
Alangkah bahagianya jika kita melihat anak kita begitu cerdas,ceria,sehat jasmani maupun rohaninya.Tentunya kita juga berdoa semoga dimasa depannya ia akan berhasil dalam segala urusan dunia maupun akhiratnya.Seyogyanya kita sebagai orang tua harus dapat mengoptimalkan pertumbuhan buah hati kita.Semoga Allah mengabulkan dan membimbing kita semua sebagai orang tua.Amin.

No comments:

Post a Comment